Segala sesuatu yang telah dan akan terjadi tidak akan terlepas dari pengaruh perencanaan dan aksi sebelumnya. Segala apapun yang terjadi sudah direncanakan oleh Tuhan. Tuhanlah yang merencanakan segala sesuatu yang terjadi di dunia ini. Namun perlu diingat bahwa dalam rencana-rencana tersebut, ada rencana yang memang benar-benar merupakan perencanaan Tuhan secara utuh dan ada juga rencana yang tidak sepenuhnya upaya Tuhan melainkan juga melibatkan manusia sebagai subjeknya.
Nah salah satu perencanaan Tuhan yang melibatkan keterlibatan manusia adalah dalam upaya mengubah keadaan atau nasib. Ayat fenomenal yang sering digunakan untuk menjelaskan hal ini dalam al-Quran adalah Ayat ke-11 dalam surat Ar-Ra’d (… sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri …). Ayat ini secara gamblang menjelaskan keterlibatan manusia dalam mengubah keadaan dirinya saat ini dan di masa depan. Apa pun keadaanmu hari ini merupakan hasil dari apa yang kamu rencanakan dan kamu lakukan sebelumnya, begitu juga dengan keadaanmu di masa depan akan sangat bergantung dari apa yang kamu rencanakan dan lakukan hari ini.
Namun terkadang, sesuatu yang kita rencanakan tidak berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan; hasil tidak selalu sesuai dengan yang kita harapkan.Peristiwa sedemikian merupakan suatu tanda bahwa kita sebagai manusia tidaklah sempurna. Kita bukanlah perencana yang sempurna. Menyedari hal tersebut merupakan langkah awal untuk menempatkan posisi Tuhan sebagai perencana yang Maha Sempurna dan yang paling Utama dalam semua rencana-rencana kita.
Dengan menempatkan posisi Tuhan di tempat yang seharusnya dalam perencanaan kita, maka apapun hasil yang akan kita perolehi tidak akan membuat kita kecewa. Apapun yang terjadi akan dianggap sebagai sesuatu yang terbaik yang memang selayaknya terjadi. Hasil tersebut bukanlah dijadikan sebagai momentum penyesalan namun sebaliknya, hasil tersebut dijadikan momentum untuk menemukan hikmah dan pelajaran serta dipergunakan seoptimal mungkin. Sebaliknya tanpa menempatkan Tuhan dalam posisi yang selayaknya maka ketidaksesuaian hasil dengan yang kita rencanakan tersebut akan menjadi hal negatif yang akan menghambat langkah kita selanjutnya.
Ingatlah, tugas kita hanyalah merencanakan dan berusaha, urusan hasil biarlah Tuhan yang mengurusnya. Apapun hasilnya, yakinlah bahwa itulah yang pantas dan selayaknya kita terima serta patut kita syukuri karena tidak ada yang terjadi secara kebetulan.
No comments:
Post a Comment